Rabu, 06 Maret 2013

Kekuasaan Kolonial Belanda di Indonesia

Tahun 1814 Konvensi London, Perancis harus mengembalikan status negara-negara jajahan ke kedudukan semula. Tahun 1816 Indonesia dikembalikkan ke Belanda kecuali Pulau Bangka, Belitung dan Bengkulu.
Akibatnya terjadi perlawanan dari rakyat, seperti perang Diponegoro, Perang Aceh, Perang Padri, Perang Pattimura sehingga kas Belanda menjadi Kosong
.
Van den Bosh
mengusulkan sistem Cultuur Stelsel / Tanam Paksa di Pulau Jawa mulai tahun 1830

Ketentuan Tanam Paksa
- Seperlima bagian tanah milik rakyat yang subur wajib dijadikan lahan bagi tanaman ekspor

- Tanah tersebut dibebaskan dari pembayaran pajak

- Hasil panen diserahkan kepada pemerintahan Belanda

- Apabila taksiran harga hasil panen melebihi pajak, maka kelebihannya menjadi hak rakyat

- Kegagalan panen ditanggung pemerintah

- Tenaga kerja yang digunakan tidak boleh melebihi tenaga kerja yang digunakan untuk menanam padi

Ketentuan tanam paksa yang dilanggar Belanda
- Tanah yang dijadikan lahan ekspor tidak hanya seperlima tapi seluruhnya

- Lahan yang ditanami tanaman ekspor tetap dipungut pajak

- Kegagalan panen ditanggung rakyat sendiri bukan pemerintah

- Jika taksiran hasil panen melebihi pajak maka kelebihannya itu tidak diberikan kepada rakyat

- Tenaga yang digunakan untuk tanam paksa melebihi tenaga untuk menanam padi

Pengaruh Tanam Paksa
- Rakyat menderita dan kelaparan, karena sebagian besar waktu mereka untuk mengurus tanaman paksa, dan tanaman padi mereka terlantar

- Sisi positifnya rakyat menjadi tahu tanaman baru yang unggul sebagai komoditas ekspor

Pihak yang menentang tanam paksa
- Kelompok Pemilik Modal

mereka mendesak pemerintah belanda menghapus tanam paksa, dan mengizinkan mereka masuk ke Indonesia untuk menanamkan modalnya >> Politik Pintu terbuka

- Golongan Humanis di Belanda :

Eduard Douwes Dekker : Asisten Residen, seorang Penulis
Van de Venter >> Politik Etis : perbaikan irigasi, edukasi dan transmigrasi
Baron Van Hoevel : Pendeta Belanda

- Kelompok Liberal di negeri Belanda

 

Posted : dwiary407.blogspot.com

Selasa, 05 Maret 2013

Kekuasaan Inggris di Indonesia


EIC mengangkat Stamfort Raffles sebagai gubernur Jenderal di Indonesia.
Langkah-langkah Raffles :

- Membagi pulau Jawa menjadi 16 karesidenan
- Mengurangi kekuasaan bupati dengan mengangkat bupati menjadi pegawai pemerintan
- Menghilangkan sama sekali bentuk kerja paksa/rodi

- Menghapus pelayaran Hongi model VOC
- Melarang perbudakan karena tidak sesuai dengan semangat liberalisme

- Menghapus segala bentuk penyerahan (upeti)

- Memungut sewa tanah/Land Rate  sebab tanah dianggap sebagai milik negara

- Melaksanakan sistem penjurian dalam peradilan


Jasa Raffles dalam pengembangan ilmu pengetahuan :

- Meneliti tumbuhan dan menamai temuannya Rafflesia Arnoldi
- Membangun kebun raya Bogor

- Menulis buku History of Java
 

 

Posted : dwiary407.blogspot.com 

Senin, 04 Maret 2013

Kekuasaan Perancis di Indonesia

Kekuasaan Perancis di Indonesia Masa Gubernur Jenderal Daendels
Tahun 1800 Indonesia dibawah pemerintah Belanda. Tahun 1806 Belanda kalah dengan Perancis dipimpin Napoleon Bonaparte dan dia mengangkat adiknya yang bernama Leuis Napoleon menjadi raja di Belanda. Napoleon Bonaparte  menguasai wilayah jajahan Belanda termasuk Indonesia. Perancis mengangkat Herman Willian Daendels sebagai Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia, tujuannya mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.



Perhatian Daendels :
- Membangun Jalan Anyer-Panurakan (1.100 km)
- Melaksanakan kerja rodi untuk pekerjaan yang bersifat umu
- Membangun angkatan perang
- Mencampuri urusan intern kerajaan-kerajaan di Indonesia
- Menjalankan sistem pemerintahan diktator
- Mencari keuntungan besar melalui perdagangan budak

Tahun 1811 Herman Willem Daendels ditarik ke Belanda, karena menyengsarakan rakyat dan menimbulkan perlawanan di berbagai daerah, dan diganti dengan Jansens. Tahun 1811 Inggris menyerang Batavia dipimpin Lord Minto dan tanggal 18 September 1811 Jansens menandatangani Kapitulasi Tuntang yang berisi penyerahan Batavia kepada Inggris.
 

Posted : dwiary407.blogspot.com

Minggu, 03 Maret 2013

Kekuasaan VOC di Indonesia

Tahun 1602 terbentuk Perserikatan Maskapai Hindia Timur atau VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) bermarkas di Amsterdam.

Hak-hak VOC (Hak Oktrooi) yang diberikan Parlemen Belanda :
- Hak memonopoli perdagangan diwilayah antara Amerika Selatan dan Afrika
- Hak memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan
- Hak sebagai wakil pemerintahan Belanda di Indonesia
- Hak mengadakan perang dan menjajah
- Hak untuk mengikuti perjanjian dengan raja-raja Indonesia
- Hak untuk mengangkat pegawai
- Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri
- Hak untuk memungut pajak

Hak yang dilakukan VOC dalam memonopoli rempah-rempah :
- Hak Eksteerpasi : Hak untuk mengurangi hasil rempah-rempah dengan cara menebang atau memusnahkan, agar penawaran rempah-rempah terkendali
- Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan) : Pengawasaan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan di Indonesia

Penyebab Kemunduran VOC
- Pegawai VOC banyak yang korupsi
- Wilayah Indonesia sangat luas sehingga perlu biaya besar untuk mengelolanya
- Persaingan ketat dengan kongsi dagang lain yaitu The East India Company/EIC (milik Inggris) yang berkedudukan di Calcuta
- Biaya perang untuk menumpas perlawanan sporadis dari suku-suku di Indonesia sangat besar

VOC bubar tanggal 31 Desember 1799


Posted : dwiary407.blogspot.com

Posted : dwiary407.blogspot.com

Sabtu, 02 Maret 2013

Kekuasaan Portugis Di Indonesia

Tahun 1511 tiba di Malaka dan perang dengan Sultan Malaka yaitu Sultan Mahmud Syah. Portugis berhasil menguasai Malaka dan Ternate (1512), tetapi tahun 1575 berhasil diusir dari Maluku oleh Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun), kemudian mereka berlayar ke Sumatra dan Jawa.

Sebab dusirnya Portugis dari Maluku karena Portugis memonopoli perdagangan cengkeh sehingga merugikan Ternate. Sultan Hairun dibunuh dengan cara licik dibenteng Sao Paolo.


Posted : dwiary407.blogspot.com

Jumat, 01 Maret 2013

Penjelajahan Samudera Bangsa-Bangsa Barat

1. Bangsa Spanyol

Tahun 1492 (mulai misi perjalanan) Cristhopurus Columbus mengajukan permohonan kepada raja Spanyol untuk berlayar mencari sumber rempah-rempah di dunia timur, dengan 3 orang buah kapal (PINTA, NINA, MARIA) dan 88 orang akhirnya tiba dikepulauan Bahama >> Jajahan Spanyol

Sejak Columbus menemukan kepulauan Bahama, maka pelaut-pelaut berikutnya hanya sampai berlayar dikepulauan ini, seperti :
 -Cortez menduduki Mexico 1519, menaklukkan suku India (Aztec, Maya)
 -Pizzaro 1530 menaklukkan kerajaan Indian di Peru (Inca)

Penjelajahan bangsa Spanyol dilanjutkan oleh Ferdinand Magelhaens pada 1519, berlayar menuju Hindia Belanda tahun 1520 tiba di Filipina. Tahun 1521 sampai di Maluku dibawah pimpinan Sebastian Del Cano, sementara Franciscus Xaverius (Pastor) menyebarkan agama Katholik di Ambon, Ternate, dan Moratai

2. Bangsa Portugis

Pada tahun 1486 Bartholomius Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan dunia timur (pusat rempah-rempah) namun pelayarannya hanya sampai di ujung Afrika Selatan dan diberi nama Tanjung Harapan (Cope of Goad Hope)

Tahun 1512 Portugis sampai  Ternate, Maluku dibawah pimpinan Franscisco Serro. Portugis berusaha melebarkan sayapnya ke Sumatera yang kaya lada tapi gagal karena Kerajaan Aceh mendominasi jalur perdagngan lada. Portugis berhasil menjalin hubungan dagang dengan Blambangan, Pasuruhan, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, Banten.

3. Bangsa Belanda

Jan Huygen Van Linschoten menerbitkan buku yang berjudul "Catatan Perjalanan Ke Timur atau Hindia Portugis" (Itinerario naet oost ofte Portugaels Indien). Tahun 1595, Belanda berlayar menuju Asia dipimpin Cornelis de Houtman dengan 4 buah kapal sampai di Banten tahun 1596.

4. Bangsa Inggris

Tahun 1600, Ratu Elizabeth I merintis pelayaran dagang ke timur. Tahun 1602 tiba di Aceh dipimpin Sir James Lancaster, dilanjutkan ke Banten dan membangun kantor perdagangan. Tahun 1604 tiba di Ternate, Tidore, Ambon dan Banda di Maluku dipimpin Sir Henry Middleton.

Tahun 1811, pasukan Inggris  menyerang wilayah yang dikuasai Belanda dan menang. Pada tanggal 13 Agustus 1814 ada perjanjian London, Inggris harus mengembalikan wilayah Hindia Belanda kepada Pemerintah Belanda dan perjanjian ini terlaksana pada tanggal 19 Agustus 1816.

Posted : dwiary407.blogspot.com